OPINI - Pemilihan umum adalah landasan dasar demokrasi kita. Ini adalah saat ketika rakyat memiliki suara untuk memilih pemimpin dan perwakilan yang akan membentuk arah negara selama beberapa tahun ke depan.
Dengan Pemilu 2024 di depan mata, kita perlu berbicara tentang cara meningkatkan partisipasi publik dalam proses demokrasi.
Baca juga:
Tony Rosyid: Kudeta Airlangga, Berhasilkah?
|
Partisipasi publik adalah inti dari sistem demokrasi yang sehat. Semakin banyak orang yang berpartisipasi dalam pemilihan, semakin kuat fondasi demokrasi kita. Namun, pada tahun-tahun sebelumnya, kita telah menyaksikan tingkat partisipasi yang rendah, yang mengkhawatirkan.
Salah satu langkah yang harus diambil adalah pendidikan pemilih yang lebih baik. Sekolah dan lembaga pendidikan harus lebih aktif dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya hak pilih mereka dan bagaimana cara menggunakan suara mereka dengan bijak. Ini akan membantu menciptakan pemilih yang lebih sadar dan terinformasi.
Selain itu, perlu ada upaya yang lebih besar dalam menciptakan kesadaran tentang pemilu dan proses politik di antara masyarakat. Media massa, kelompok masyarakat sipil, dan pemerintah harus bekerja sama untuk memberikan informasi yang akurat dan objektif kepada publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang cerdas ketika mereka memasuki bilik suara.
Perlu juga adanya inovasi dalam penyelenggaraan pemilihan. Teknologi dapat digunakan untuk mempermudah proses pemungutan suara, dan jadwal pemilihan harus dirancang agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bekerja, sehingga lebih banyak orang memiliki kesempatan untuk memberikan suara mereka.
Dalam Pemilu 2024, mari kita berusaha untuk menciptakan pemilu yang lebih inklusif dan demokratis. Ini adalah tugas bersama kita sebagai warga negara untuk memastikan masa depan yang lebih baik untuk semua. Partisipasi publik adalah kunci untuk mewujudkannya, dan saatnya untuk bertindak.
Mesuji, 12 Oktober 2023
Udin Komarudin
Ketua Organisasi Pers Jurnalis Nasional Indonesia (JNI)